Mengenal Berbagai Jenis Jenis Mikrofon.
Beragam jenis mikrofon dengan aplikasi yg berbeda banyak tersedia di pasaran pro audio saat ini, menawarkan beragam fitur dan teknologi terbaru sampai dengan teknologi lama atau vintage yg akhir akhir menjadi trend di industri musik modern.
Secara garis besar ,mikrofon terbagi menjadi 3 jenis. Yg pertama dan paling umum adalah jenis dynamic lalu yg berjenis kondenser serta yg menggunakan pita untuk menangkap getaran suara. Mari kita ulas satu persatu.
Apa itu mikrofon dynamic?
Penamaan “dynamic” dapat diartikan dengan banyak hal, terutama ketika dihubungkan dengan suara dan musik. Dalam hal ini , artian dynamic tidak terlalu berhubungan dengan rentang dinamika atau performa dinamis. Dalam konteks ini, dynamic lebih condong menggambarkan pola elektromagnetis seperti dinamo yg ada pada sebuah sepeda. Ketika konduktor elektrik bergerak pada sebuah bidang magnetik, arus elektrik akan terinduksi.
Mikrofon dynamic adalah mikrofon yg merubah getaran suara menjadi sinyal elektrik melalui elektromagnetisme. Terbagi dalam dua kategori yakni koil yg bergerak dan mikrofon pita atau kerennya disebut ribbon dalam bahasa Inggris.
Kapsul dengan koil yg bergerak memiliki kumparan koil dibalik membran transparan yg dikelilingi oleh sebuah magnet permanen.
Mikrofon dengan kumparan koil yg bergerak adalah jenis yg paling mudah dipahami, karena pada dasarnya mirip dengan kinerja sebuah speaker . Sebuah kumparan koil di lem di belakang dari sebuah selaput membran , dan terdapat sebuah magnet kuat yg mengelilingi kumparan koil ini. Ketika gelombang suara menabrak mikrofon, selaput membran akan bergerak sesuai dengan irama gelombang suara, dan kumparan koil dibelakangnya akan ikut bergerak. Pergerakan yg relatif dari kumparan koil diantara celah magnetik akan menginduksi sebuah sinyal bertegangan kecil pada koil ini. Inilah yg disebut dengan mikrofon dynamic, sebuah perangkat yg merubah suara menjadi sebuah sinyal elektrik.
Mikrofon dynamic dengan kumparan koil yg bergerak seringnya dipakai untuk kebutuhan panggung, dikarenakan mic jenis ini lebih kokoh dan tidak membutuhkan daya eksternal. Didalam studio, para insinyur sistem tata suara biasanya lebih memilih kicrophone berjenis kondenser atau mic pita ribbon, yg mana lebih ringkih namun mempunyai kinerja repdoruksi suara yg lebih handal.
Mikrofon dengan kumparan koil yg bergerak sejauh ini merupakan mic dynamic yg paling umum dipakai. Dan sejak sebutan “mikrofon dengan kumparan koil yg bergerak” cukup panjang untuk disebut sehari hari, kebanyakan insinyur tata suara menyebutnya dengan mic dynamic saja, yg lalu mempersepsikan mic pita ribbon sebagai kategori yg berbeda. Sementara secara teknis ini kurang tepat, tampaknya cukup wajar dalam prakteknya sejak sifat dan suara yg dihasilkan dari mic ribbon sangat berbeda dibanding dengan yg menggunakan pergerakan kumparan koil.
Jenis transduser pita ribbon mempunyai dua buah magnet permanen didalam sebuag kerangka berbahan metal untuk membentuk celah magnetik dimana sebuah pita ribbon aluminium tipis dapat bergerak bersama gelombang suara.
Mikrofon Pita Ribbon
Mic ribbon pada prinsip kinerja dasarnya sama seperti induksi elektromagnetik. Namun, ketimbang menggunakan selaput membran atau kumparan koil, mic jenis ini memakai selembar transduser pita ribbon aluminium yg sangat tipis. Dengan kata lain, selaput membran itu sendiri adalah konduktor elektrik yg begerak didalam rongga magnetik. Lembaran pita ribbon aluminium ini jauh lebih ringan dibanding sebuah membran dengan gulungan kawat tembaga. Sebuah transduser pita ribbon akan lebih akurat mengikuti pergerakan dari gelombang suara dibanding sebuah kapsul dengan koil yg bergerak.
Namun , dengan hanya memakai satu konduktor didalam rongga magnetik ketimbang kumparan koil, mic jenis ini menghasilkan keluaran yg lebih rendah. Mic ribbon lalu menggunakan trafo peningkat tegangan, yg melipat gandakan keluaran tegangan dari transduser dengan faktor 30. Lalu, mikrofon pita ribbon tipikalnya mempunyai sensitivitas yg lebih rendah dibanding mic dengan kumparan koil yg bergerak. Mikrofon ribbon lalu membutuhkan preamplifikasi yg rendah noise dengan dorongan gain yg besar.
Alaminya, mic ribbon memiliki karakter tangkapan suara dua arah atau bidirectional karena kedua sisinya sama sensitif terhadap suara yg masuk dari arah depan dan belakang. Namun gelombang suara yg masuk dari samping tidak akan menggerakkan pita , pola ini disebut dengan pola 8.
Mic ribbon sangat ringkih dan harus dirawat dengan teliti. Kekurangan lainnya dari mic jenis ini adalah respon treble dari kebanyakan mic pita ribbon agak terbatas. Hari hari ini, mic ribbon hanya dipakai untuk aplikasi khusus, dimana ujung frekuensi tinggi tidak dibutuhkan contohnya kabinet gitar.
Pengembangan terbaru menciptakan mic ribbon aktif, dimana unit mikrofon sudah diisi dengan Sebuah sirkuit amplifikasi untuk membantu mengeluarkan daya output yg lebih besar. Mic ribbon aktif membutuhkan daya phantom 48v sama seperti mic kondenser.
Apa Itu Mikrofon Kondenser?
Sementara mikrofon dynamic banyak digunakan untuk aplikasi panggung berkat konstruksinya yg kokoh, mikrofon kondenser selalu lebih diandalkan untuk kebutuhan studio rekaman suara.
Pelat belakang dari mikrofon jenis ini terdiri dari kuningan solid dengan lubang berpola yg dibuat secara presisi untuk hasil suara yg konsisten.
Bagaimana Cara Kerja Mic Kondenser?
Orang Inggris menyebutnya dengah “mic kapasitor” dan itu bukan tanpa alasan. Kalian mungkin mengingat pelajaran fisika tentang sebuah kapasitor yg pada dasarnya adalah dua buah lembaran metal yg berdekatan satu dengan yg lain. Semakin dekat jarak diantaranya, semakin tinggi daya kapasitansinya.
Sebuah kapsul kondenser konstruksinya dibangun mirip seperti itu. Terdiri dari sebuah selaput membran tipis yg saling berdekatan dengan sebuah pelat logam.Membran atau biasanya disebut diafragma harus bersifat konduktif secara elektrikal ,paling tidak dipermukaannya. Bahan yg paling umum digunakan adalah mylar yg dilapisi emas, namun beberapa model lama masih menggunakan lembaran logam yg sangat tipis.
Ketika gelombang suara menabrak diafragma, getarannya akan bergerak relatif maju mundur dibagian pelat solid. Dengan kata lain, jarak antara kedua kapasitor akan berubah. Hasilnya, kapasitansi akan berubah sesuai dengan irama dari gelombang suara, kini kita mendapatkan hasil konversi suara menjadi sinyal elektrik.
Kapsulnya sendiri “ringkih” untuk dihubungkan dengan perangkat lain. Tegangan output dari kapsul kondenser sebenarnya cukup tinggi , namun hampir tanpa arus, dikarenakan kecilnya energi yg tersimpan didalam kapasitor kecil ini. Mic jenis ini lalu membutuhkan sesuatu yg disebut dengan “perubah beban impedansi ”, sebuah sirkuit yg menahan tenaga antara kapsul dengan lingkungan luar. Konverter impedansi membuat sinyal lebih “kuat” dengan menciptakan arus sinyal yg lebih banyak.
Mikrofon kondenser juga membutuhkan daya tambahan eksternal yg biasa dikenal dengan daya phantom +48V , ini adalah fitur yg diciptakan oleh Neumann yg menjadi standar Internasional.
Kualitas Suara Yg Superior
Berkat bobot massanya yg sangat rendah, diafragma dari sebuah mic kondenser dapat mengikuti gelombang suara dengan lebih akurat dibanding mikrofon dynamic dengan kumparan koil yg relatif lebih berat. Mic kondenser mempunyai respon frekuensi yg paling lebar dan respon transien yg terbaik (transien adalah ledakan energi yg cepat, contohnya pukulan drum atau “petikan” gitar akustik). Dan juga, mikrofon kondenser umumnya mempunyai sensitivitas suara yg lebih tinggi dan lebih rendah noise dibanding mikrofon jenis dynamic.
Mentenagai Mikrofon Kondenser
Mic kondenser membutuhkan sumber daya eksternal untuk mengaktifkan komponen elektronik didalamnya. Kembali ke tahun 1928 ketika Neumann membuat mic kondenser yg pertama dengan elektronik tabung didalamnya, yg harus dinyalakan menggunakan sebuah catu daya PSU eksternal tambahan seukuran batu bata. Tentunya ini kurang praktis, terutama ketika beberapa mic kondenser digunakan pada saat yg bersamaan yg setiap darinya membutuhkan PSU dan kabel multipin tersendiri.
Ketika teknologi transistor mengambil alih di akhir tahun 1960an, Neumann lalu menciptakan standar untuk mentenagai mic kondenser langsung dari perangkat konsol mixer pencampuran audio, tanpa PSU dan kabel multipin lagi. Daya phantom +48v disalurkan melalui kabel XLR 3 pin dan tidak mempengaruhi mikrofon dynamic yg tidak membutuhkan daya eksternal tambaha. Daya phantopm +48V kini menjadi standar diseluruh dunia.
Dan saat saat ini, teknologi tabung vakum menjadi populer kembali sebagai alternatif untuk mendapatkan suara bernuansa “vintage”. Mic kondenser tabung modern saat ini, sama seperti pendahulunya, membutuhkan sebuah catu daya eksternal, karena tabung vakum membutuhkan energi yg lebih besar dari yg dapat disediakan oleh daya phantom.
Demikian artikel Mengenal Berbagai Jenis Jenis Mikrofon kita kali ini , semoga menambah pengetahuan kalian didalam industri pro audio nasional. Tetap simak artikel artikel berikutnya dengan berlangganan berita gratis di situs resmi kami. Salam
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.